Rabu, 10 Desember 2014

Menanam Hokiantea


HOKIANTEA (CARMONA MYCROPHILLA) BAGUS UNTUK BONSAI 

HOKIANTEA adalah spesies pohon yang bisa dijadikan bonsai, terutama untuk bonsai kategori shohin/mame dan small. Pohon ini, jika berbuah, menimbulkan kesan fantastis karena buahnya mengalami empat kali tranformasi warna: Putih (bunga), Hijau (buah muda), Kuning (buah setengah matang), dan Merah (buah matang).
Ada dua jenis spesies Hokiantea yang digemari. Pertama, yang berdaun lebar, hanya berbunga dan sulit berbuah. Kedua, yang daunnya kecil dan berbuah lebat (lihat foto).
Di Indonesia, terkadang penggemar bonsai menyebut Hokiantea sebagai Erethia (Carmona Mycrophilla) yang berbuah, ada juga yang menyebutnya Sido Gurih (Carmona Relusa) yang tidak berbuah. Di Indonesia, pohon ini kebanyakan digunakan untuk pagar pekarangan rumah. Di Filipina, para penggemar bonsai di sana menamakan pohon ini Fukien.
Spesies pohon ini sangat gampang di budidaya. Tidak terlalu tergantung pada sinar matahari. Sangat mudah dikembang-biakkan, bisa dengan cara menanam potongan cabang atau rantingnya. Bisa juga melalui teknik menyemai bijinya.
Untuk mendapatkan bentuk akar yang indah sesuai kategori, saya anjurkan, sebaiknya anda menanam Hokiantea dengan cara menyemai bijinya. Persiapan-persiapan yang Anda harus lakukan adalah sebagai berikut:
1. Siapkan biji Hokiantea dari buah yang sudah mongering di pohon, warnanya coklat gelap atau cenderung hitam.
2. Siapkan media penyemaian. Saya anjurkan menggunakan pasir halus dicampur dengan sedikit tanah, bisa juga memakai sekam bakar yang sudah dihancurkan. Atau sejenisnya.
3. Anda bisa menggunakan nampan, bisa pula menggunakan pollybag.
4. Taburkan biji Hokiantea di atasnya, kemudian timbun dengan pasir halus, sekam bakar, dan senejisnya. Ketebalan atau kedalaman timbunan media itu usahakan sekitar dua centimeter.
5. Siram media tanaman dengan air secukupnya.
6. Tempatkan media tanaman di suhu udara yang teduh, untuk menjaga kelembabannya.
7. Biarkan dalam waktu sekitar satu mingggu, biji Hokiantea itu akan terlihat mulai berkecambah.
Cara lain: Anda bisa menyemai biji Hokiantea di atas kapas atau sejenisnya yang dibasahi dengan atonik.



Contoh daun Sidogurih (Carmona Relusa) daunya tipis dan lebih lebar. Jenis ini juga berbuah, tetapi sangat jarang dan hanya pohon yang sudah tua saja yang berbuah.  
Contoh daun Hokiantea lebih banyak dan lebih rimbun . Daunnya pun cenderung lebih bulat
Hokiantea daunnya lebih mengkilat, tebal,  dan tidak berbulu. walaupun sama-sama kasar tetapi daun Sidogurih lebih kasar.

Sidogurih: Tidak seperti Hokiantea (Carmona Mycrophilla), daun Sidogurih lebih bergerigi. Hokiantea hanya punya dua hingga tiga gerigi di ujung daunnya, Sidogurih ada lima hingga enam gerigi di ujungnya.



CARA MENANAM DONGKELAN HOKIANTEA

Berdasarkan pengalaman pribadi, hokiantea cukup mudah tumbuh. Setelah didongkel atau digali dari tanah, bersihkan batangnya dengan cara dicuci. Setelah itu tanam pada media tanah yang poros atau sedikit berpasir. Fungsinya agar akar tidak busuk. Setelah ditanam, siram sampai media basah. Setelah itu, tutup batang dengan plastik bening (sungkup). Selama disungkup tidak perlu disiram dan tempatkan di tempat teduh hingga keluar tunas. Terlalu banyak penyiraman akan membuat akar membusuk. Setelah terubus, harus rajin-rajin menyiram. Jika telah menyiram, maka pada daun akan muncul bintik keputihan dan tanaman sulit tumbuh bahkan mati. Tapi jika akarmya sudah kuat, tanaman akan kuat berasaptasi dengan cuaca.


Senin, 08 Desember 2014

CARA MENANAM SERUT

POHON SERUT (Streblus asper) sekarang lebih dikenal sebagai salah satu favorit pohon bonsai, bentuk batang dan daun yang eksotik menyebabkan pohon serut banyak diburu orang. Selain itu, konon kabarnya pohon Serut ini mempunyai aura dingin yang bermanfaat untuk menangkal santet atau teluh yang mempunyai aura panas. Mengenai hal gaib ini memang secara ilmiah belum ada yang meneliti kebenarannya, tetapi secara supranatural ada orang yang menyakini kebenarannya.


Pohon Serut tumbuh menyemak sampai pohon menengah setinggi 4-10 meter, bentuk daun persegi panjang jika liar di hutan, bulat telur jika di tempat terbuka, seperti tegalan/ wilayah yang terkena panas terik, hingga berbentuk belah ketupat dengan panjang 4-12 cm, permukaan daunnya kasar, tepi daun bergerigi, ujung runcing, pangkal daun meruncing, tulang daun menyirip. Bunga laki-laki pendek dan kuning kehijauan. Bunga female adalah peduncled, biasanya berpasangan, hijau dan hampir penutup buah. Buah berbentuk bulat, dengan panjang 8-10 milimeter, kuning pucat, pericarpnya lembut dan berdaging, sedangkan bijinya bulat telur dengan diameter 5-6 milimeter.
Penyebaran pohon Serut ini dari sekitar India, Sri Lanka dan Asia Selatan sampai ke Asia Tenggara (termasuk Filipina). Di Indonesia saat ini Pohon Serut banyak dijumpai di kabupaten serang dan pandeglang mislanya. Juga bisa kita dapat di tukang tanman dengan harga beragam dari Rp. 50.000,- hingga di atas satu juta rupiah.

pohon serut liar di hutan. tingginya bisa melebihi tiang listrik.


Buah serut

Pohon Serut sangat apik jika dibonsai karena mempunyai perakaran tunjang yang kuat, berwarna coklat keputihan dengan batang berkayu, silindris, banyak cabang tinggi atau rendah, batang retak/bercelah, kulit batang hampir mengelupas, abu-abu. Dengan sistem percabangan yang banyak menjadikan Pohon Serut banyak diminati karena memudahkan untuk membentuk bonsai sesuai dengan selera masing-masing.



Manfaat:
Daun Serut kasar sehingga sering digunakan untuk membersihkan peralatan masak dan sebagai pengganti amplas. Kulit pohon serut yang telah direbus digunakan untuk desinfektan luka, dan juga digunakan secara internal untuk penyakit kulit yang disebut "culebra”, selain itu kulit pohon yang digunakan untuk penawar racun dengan cara dikunyah. Di India rebusan kulit Serut digunakan untuk demam, disentri dan diare. lateks dari serut digunakan untuk mengobati tumit yang sakit dan tangan pecah-pecah dengan dioleskan pada kelenjar pembengkakan. Selain itu Akar serut digunakan untuk menyembuhkan epilepsi dan pembengkakan inflamasi dan diterapkan untuk bisul serta sebagai astringen dan antiseptik.

Sumber : http://flora-faunaindonesia.blogspot.com/2012/05/pohon-serut.html

 
Cara Tanam Pohon Serut (bagi pengalaman)
Serut merupakan tanaman yang cukup mudah tumbuh. Berdasarkan pengalaman, pohon ini sangat mudah trubus jika cuaca di sekitarnya mendukung. Nah, ini juga berdasarkan pengalaman saya sebagai pemula ya. Jadi jika ada yang berbeda mohon saran juga.
Jika anda ingin menanam serut yang anda ambil dari alam liar (dongkelan) usahakan akar tidak pecah atau terkelupas agar tidak mudah busuk ketika ditanam. Kemduian setelah berhasil diangkat dari tanah, cuci bonggol atau batang serut sikat bagian atas/ batang. Akar jangan disikat ya. Tujuannya agar setelah disikat batang akan mudah trubus. Selain itu menghilangkan jamur dan penyakit yang menempel lainnya dan tentunya agar serutnya lebih fresh.
Setelah itu, tanam dengan media tanah biasa atau bisa juga media pasir sungai. Setelah ditanam, siram dengan air hingga media basah/ air keluar dari bawah pot. Kemudian, selungkup atau tutup pohon dengan pelastik bening dan ikat. Pelastik bening yang aga besar mudah didapat di tukang plastik. Atau jika anda punya ruang / tempat pembibitan disimpan saja, asalkan kelembabannya terjaga. Berdasarkan pengalaman saya, dalam seminggu biasanya di batang serut sudah mulai muncul mata tunas. Dalam dua minggu sudah terubus. Setelah keluar banyak tunas, buka selungkup plastik dan jangan langsung disimpan di tempat yang terik/ panas. Simpan saja di tempat teduh terlebih dahulu agar mata tunas kuat. Setelah aga besar, silakan dikawati (wiring). Nah, selamat mencoba!


Serut mudah sekali tumbuh, bahkan akarnya saja bisa jadi tunas. Banyak pebonsai justru memanfaatkan akar serut yang besar untuk ditanam karena mempunyai bentuk yang unik dan meliuk-liuk. Ada pula yang sengaja menanamnya dengan cara membalikan akar. Posisi atas di bawah dan bawah di atas.

Jumat, 05 Desember 2014

Bonsai Ficus Progression


Awal tahun 2014, saya ingin memiliki bonsai beringin (ficus benjamina). Namun, saya tidak punya bahan bibit untuk dibuat bonsai. Suatu hari saya melihat pohon beringin yang menempel di tembok. Beringin kecil seukuran lidi itu saya ambil dan saya tanam.Inilah yang paling menyenangkan dalam membonsai, yaitu melihat proses.

Add caption
Ficus Benjamina ini saya temukan menempel di tembok tempat kerja saya. Kemudian, pada februari 2014 saya ambil dan saya  tanam. Setelah akarnya cukup lebat saya tempatkan di atas batu karang dan akarnya saya ikatkan ke batu. Setelah itu saya tempatkan di pot dan diberi pemnutup dari karpet karet. hal ini saya lakukan agar akar tumbuh dan melilit batu. seperti di atas. 

Bulan April 2014, akar sudah mencengkram ke batu, hanya saja masih kecil dan belum terlihat kokoh. saya buka karpet penutup batu agar akar terlihat dan akar menjadi besar karena proses alam.

Bulan April 2014, akar mulai terlihat dan tanah terkikis dengan sendirinya. sementara itu, dahan dan ranting sudah mulai terbentuk dan saya mencoba mengawatinya (wiring).



Desember 2014, akar sudah mencengkram batu karang. tapi percabangan masih berantakan. saya masih hutuh waktu untuk mendapatkan cabang dan ranting yang baik. Tapi selama setahun ini, saya cukup puas karena saya sudah mencoba membuat bonsai dari pohon yang hanya seukuran lidi dan menempel di tembok. kini menjadi bonsai di atas batu.

Bonsai Pemula

 Seperti para pebonsai pemula lainnya, saya juga merasa bingung saat ingin belajar membuat bonsai. saya sangat tertarik dengan bonsai setelah melihat acara-acara televisi tentang flora di TVRI, Indosiar (kisi-kisi). Namun ketertarikan saya seperti terbendung ketika saya merasa bingung bagaimana menyalurkan rasa itu. Tidak ada tempat untuk bertanya maupun konsultasi. Akhirnya saya mencoba belajar autodidak dengan melihat video di YouTube dan membuka website tentang bonsai. Pohon pertama yang saya uji coba adalah durata, ficus retusa, dan serut. Tak jarang, pohon yang saya gali untuk dijadikan bonsai mati karena kekurangtahuan saya. Akarnya membusuk, terkena rayap dan sebagainya. berikut contoh pohon yang hidup.

Serut (2013) diambil dari kebun warga. Serut di desa saya digunakan sebagai pagar hidup pembatas lahan kebun.
serut (2013)

Hokiantea lokal (sidogurih) saya ambil juga dari semak belukar dekat kebun warga. jumlahnya cukup melimpah, tapi ukurannya kecil-kecil.